Keunikan Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek



Baru saja semua masyaraat keturunan Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek, yang dirayakan secara meriah di seluruh penjuru dunia. Perayaan Tahun Baru Imlek itu dimulai di hari pertama bulan pertama penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan perayaan Cap Go Meh di hari ke 15 setelah Tahun Baru. Setiap daerah pastinya mempunyai adat dan tradisi Tahu Baru Imlek berbeda-beda. Selain itu, dalam perayaan Tahun Baru Imlek terdapat hal-hal yang unik.

Hal-hal yang unik itu selain memakan kue bulan dan membagikan angpau, itu menjadi semakin membuat kita penasaran bukan bagaimana sebenarnya asal usul dari semuanya itu. Nah, untuk lebih jelasnya berikut adalah keunikan tradisi perayaan tahun baru Imlek :

1. Menggantung lentera merah

Tradisi ini berkaitan dengan masa Dinasti Ming. Pada saat itu, Li Zicheng, seorang pemimpin pemberontak memersiapkan diri untuk menguasai Kota Kaifeng. Agar penyerangan tidak mengganggu rakyat jelata, Li memerintahkan rakyat untuk menggantung lentera merah di pintu rumahnya sebagai tanda. Namun malangnya, saat itu terjadi banjir. Penduduk lari ke atap rumah untuk menyelamatkan diri sambil membawa lentera merah. Dari kejauhan, Li melihat rakyatnya karena cahaya lentera merah tersebut dan memerintahkan prajuritnya untuk menolong mereka. Sejak itulah, untuk memperingati kebaikan hati Li, bangsa Tionghoa selalu menggantung lentera merah pada setiap perayaan penting, salah satunya Tahun Baru Imlek.

2. Membunyikan petasan

Menurut legenda Tionghoa kuno, zaman dahulu di atas rumpun pohon bambu hidup mahluk aneh dinamakan Mahluk Gunung. Mahluk aneh ini pendek, hanya memiliki satu kaki, dan dikenal suka mengganggu penduduk desa. Suatu hari, karena kedinginan, penduduk desa membakar bambu dalam perapian. Mahluk gunung pun muncul tiba-tiba dan menyerang mereka. Namun saat kekacauan terjadi, potongan bambu yang berada di perapian meletus dan menakut-nakuti para mahluk gunung ini. Sejak itulah, tradisi membunyikan petasan dilakukan, terutama saat malam Tahun Baru Imlek.

3. Menyembunyikan sapu

Menurut legenda, pada zaman dahulu ada seorang pedagan bernama Ou Ming yang selalu berpergian menggunakan perahu. Suatu hari, saat ia sedang berlayar tiba-tiba badai menghadang. Ia terdampar di sebuah pulau dan perahunya rusak berat sehingga tidak dapat dipakai. Ou kemudian ditolong oleh Qing Hongjun, penghuni pulau tersebut. Qing menjamu Ou dengan hangat, kemudian berniat memberikan kenang-kenangan kepada Ou. Ou kemudian meminta Ru Yuan, pelayang cantik yang bekerja di rumah Qing. Qing awalnya ragu, namun akhirnya ia memberikan Ru Yuan beserta satu peti permata. Namun Ou ternyata berniat jahat, ia berniat memiliki semua permata itu sendiri. Ia merayu Ru Yuan agar memberikan kunci peti permata itu. Akhirnya, kunci itu diberikan. Sejak saat itu perlakuan Ou terhadap Ru Yuan semakin kasar. tidak tahan, ia pun lari namun hampir berhasil tertangkap Ou. Ru Yuan melihat sebuah sapu bersandar di pohon, kemudian ia memutuskan untuk menghilang ke dalam sapu. Saat ia menghilang, semua harta yang di rumah Ou pun turut hilang. Karena itulah, saat menyambut tahun baru Imlek, orang Tionghoa akan membersihkan rumahnya kemudian menyembunyikan sapu, dengan harapan semua hal yang tidak diinginkan hilang tersapu.

Itulah beberapa keunikan dari tradisi perayaan tahun Baru Imlek, tahun baru bagi masyarakat keturunan Tionghoa yang baru saja dirayakan secara meriah di seluruh dunia. Semoga artikel tersebut dapat bermanfaat bagi anda semua dan selamat Tahun Baru Imlek bagi anda yang merayakannya.

Leave a Reply

    Blogger news

    Blogroll

    English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

    About